Stok Isi Kulkas
Halo Buibu ...
Setelah sekian lama ga buka blog, akhirnya aku bisa mulai genjot lagi nih.
Postingan pertama di blog aku yang nirfaedah itu harap dimaklum ya, namanya
juga newbie. Hahaha. Sekarang aku akan mulai cicil cerita yang kemaren-kemaren
tertunda. Seperti yang udah aku rencanain dipost yang lalu aku niatnya mau
share soal masakan garang asem #alamamajeng plus ngereview skin care yang lagi
aku pake. Tapi, niatan masak garang asem #alamamajeng masih sebatas
diawang-awang, karena aku malah masak menu lain.
Ngomongin menu masak, emang harus disesuaikan sama stok kulkas ya kan, Buibu?
Dan sejak peraturan #stayathome alias #dirumahaja diberlakukan, aku berusaha
untuk refill isi kulkas dengan teratur. Pokoknya jangan sampai kulkas kosong.
Dipostingan kali ini aku mau share tentang sayur-mayur dan jenis lauk pauk yang
selalu ada didalam kulkasku.
Jadi, yang paling awet sebenernya emang bahan makan protein hewani kayak daging sapi, daging ayam atau ikan. Walaupun gitu, aku tetep juga kok nyetok sayuran. Biasanya, aku belanja 1 minggu 1 kali, tapi dimasa pandemi ini, aku belanja 10 hari sekali. Kelamaan? Emberrr ... Padahal, aku ini aslinya buibu ternak lalu ke pasar. Habis nganter anak sekolah langsung ke pasar maksudnya hahaha.
Dalam 10 hari itu, aku nyetok daging
sapi, daging ayam ( termasuk hati ayam, kepala dan ceker karena aku biasa beli
ayam utuh), 2 jenis ikan tawar dan laut, udang, cumi dan telur. Untuk
sayurannya, aku selalu sedia wortel, brokoli, kol/ kubis, buncis, kacang
panjang, terong ungu, labu siam, bayam, sawi manis, kangkung, tauge dan tomat.
Kadang aku tambah juga sama kembang kol dan kentang, atau jagung semi, jagung
manis dan pare. Tergantung apa yang duluan kau lihat di pasar. Hahaha.
Nah, buat cara penyimpananya jelas
paling mudah untuk daging-daging dan ikan-ikanan atau seafood ya, Buibu.
Karena, setelah dicuci bersih, bisa langsung dipack di food container dan masuk
ke dalam freezer.
Kalo sayuran ini agak peer
penyimpanannya, karena kalo ga tepat bisa layu, kering atau malah busuk. 10
hari kan lama yaa. Biar ga kebuang dan jadi mubazir, biasanya aku bedain
packing-an untuk sayuran “harus cepat habis” dengan sayuran yang “lebih awet”.
Jadi, sayuran yang harus cepat habis
ini diantaranya kangkung, bayam dan sawi. Bagian dari sayuran harus cepat habis ini aku cuma ambil dan simpan bagian
yang mau aku masak, setelah itu aku taruh di
food container yang udah aku alasi pake paper towel, tissue toilet atau facial
tissue pun gapapa, tergantung dirumah sedianya tissue apa. Kenapa dialasi?
Jaga-jaga takutnya food containernya berembun dan jadi basah sayurannya. Tiap
sayuran dibatasi lagi sama tissue ya, Buibu. Misal, aku taruh kangkung duluan,
tutupi dengan tissue, terus baru diatasnya ditaruh bayam atau sawi. Gitu terus
sampe containernya penuh. Terakhir sebelum ditutup jangan lupa kasih tissue lagi
baru tutup rapat pake tutup food containernya.
Buat sayuran lain kayak terong ungu,
labu siam atau kentang, biasanya aku taruh di kulkas paling bawah. Sementara
brokoli, kol/ kubis, kembang kol, buncis, kacang panjang, aku jadikan satu di
food container yang besar, kenapa? Karena aku punyanya food container yang
besar! Hahahaha. Biar praktis aja gitu di satu food container. Jadi buka
tinggal pilih mau sayur yg mana. Kalo sayurannya terlalu besar untuk ditaruh
difood container bisa dipotong-potong dulu, Buibu. Gimana aja biar itu sayuran
bisa muat di food container. Kalo ga punya food container besar yang kaya wadah donat
dagangan itu, juga bisa di taruh di food container yg kecil-kecil. Jangan lupa
sebelum ditutup, dialasi dulu pake tissue basah biar sayuran tetap kering dan
segar.
Oiya, aku lupa. Kalo tomat biasanya
aku simpan di suhu ruangan juga ya, Buibu. Inshaa Allah dengan penyimapanan
yang begitu, bisa awet bertahan 10 hari.
Silakan dicoba.
0 comments